BAB 10
MENEJEMEN SUMBER INFORMASI
BERBAGAI PANDANGAN MENGENAI IRMMinat terhadap manajemen informasi (IRM) meningkat sangat besar sejak Mehdi Khosrowpour, seorang professor MIS pada Pennsylvania State University di Harrisburg, pada tahun 1988, menerbitkan Information Resource Management journal.
a. IRM seperti halnya manajemen informasi sumber
Informasi adalah salah satu sumber utama dari perusahaan dan ia dapat dikelola seperti halnya sumber-sumber yang lain. Informasi adalah sumber konseptual yang mana menggambarkan sumber-sumber fisik yang harus dikelola oleh manajer. Jika skala operasinya terlalu besar untuk diobservasi, maka manajerr dapat memonitor sumber-sumber fisik dengan menggunakan informasi yang menggambarkan atau mewakili sumber-sumber tersebut.
Kritik terhadap pandangan IRM ini muncul. Alasannya adalah bahwa dengan pandangan seperti itu, maka pengukuran nilai informasi menjadi sulit, dan adanya kenyataan bahwa informasi bersifat konseptual, bukan fisik.
b. IRM merupakan cara meningkatkan kualitas sistem informasi
Dari pada pengandalan kebijaksanaan ditetapkan oleh manajemen puncak, yang berlaku untuk seluruh organisasi, sebaiknya perhatian harus ditujukan kepada tingkat bawah, dimana sistem dikembangkan. Pandangan ini menganggap IRM sebagai metodologis siklus hidup yang digunakan untuk menciptakan sistem yang dapat menghasilkan informasi berkualitas.
Dasar dari pandangan ini adalah adanya keyakinan bahwa tugas-tugas pengelolaan semua informasi dalam perusahaan adalah begitu banyak bila hanya dilakukan dengan satu usaha.
c. IRM sebagai manajemen sumber komputerisasi
Karena sulit untuk mengukur nilai informasi, maka perhatian harus diarahkan kepada sumber-sumber yang menghasilkan informasi. Asumsi dasarnya adalah bahwa jika perusahaan mengelola komputernya, databasenya, spesialisasi informasinya, dan sebagainya, berarti ia mengelola informasinya.
Kritik terhadap pandangan ini menyatakan bahwa perusahaan dapa dikelabui untuk percaya bahwa informasinya telah di kelola, dimana kenyataannya pada waktu itu ia tidak dikelola. Perusahaan tidak boleh terlalu terlibat dalam manajemen sumber, yang hal ini akan menghilangkan pandangan mengenai komoditi yang dihasilkan oleh sumber tersebut yaitu informasi.
INFORMASI SEBAGAI SUMBER STATEGIS
Tujuan utaman dari perusahaan adalah untuk memelihara operasi yang menghasilkan keuntungan, sehingga ia dapat terus memberikan produk dan pelayanan (barang dan jasa) yang dibutuhkan oleh pelanggannya. Perusahaan harus menjalankan tujuannya tersebut dalam kendala yang diakibatkan oleh lingkungan. Walaupun semua elemen dapat mengakibatkan terjadinya kendala, namun yang paling kelihatan adalah yang datangnya dari pesaing. Pesaing secara aktif berusaha untuk menyaingi keberhasilan perusahaan tersebut.
INFORMASI SEBAGAI SUMBER STRATEGIS
Tujuan utama dari perusahaan adalah untuk memelihara operasi yang menghasilkan keuntungan, sehingga dapat terus memberikan produk dan pelayanan (barang dan jasa) yang dibutuhkan oleh pelangannya.
a. Pandangan sempit mengenai keunggulan kompetitif
Salah satu cara untuk menggunakan informasi sebagai senjata kompetitif adalah dengan hanya memfokuskan pada pelanggan dan membangun sistem informasi yang bisa meningkatkan arus informasi antara perusahaan dan elemen lingkungannya. Ada tiga arus informasi utama. Pertama, arus informasi ke perusahaan dalam bentuk spesifikasi produk yang dibutuhkan. Mungkin perusahaan melakukan riset marketing untuk mengidentifikasikan kebutuhan pelanggan atau mungkin pelanggan melakukan pesanan atas produk yang dibuat oleh perusahaan. Kedua, perusahaan memenuhi pesanan pelanggan dan juga memberikan informasi kepada pelanggan tersebut mengenai cara penggunaan produk yang dibelinya. Ketiga, perusahaan memperoleh informasi feedback dari pelanggan mengenai sejauh mana kebutuhannya yang dipenuhi. Pelanggan dapat menggunakan hotline untuk mencurahkan kelurahannya dan riset marketing dapat melakukan survey mengenai kepuasan pelanggan.
b. Pandangan luas mengenai keunggulan kompetitif
Walaupun sebuah sistem memperlancar arus informasi antara perusahaan dan pelanggan benar-benar telah memberikan kontribusi terhadap tercapainya keuntungan kompetitif, namun janganlah hal ini dianggap sebagai pemecahan yang terakhir. Bahkan, jika arus informasi pelanggan sempurna, keuntungan kompetitif mungkin belum bisa dicapai kalau perusahaan tidak melakukan hubungan dengan elemen-elemen lingkungan yang lain.
Profesor Harvard, Michael E. Porter, dan konsultan pada Arthur Anderson, Victor E Millar, mengungkapkan perlunya perusahaan untuk menetapkan nilai kedalam semua operasinya. Operasi ini mencakup hubungan dengan pemasok, operasi internal, anggota chanel distribusi, dan pelanggan.
Porter dan Millar menggunakan istilah value chain (sambungan nilai) untuk menjelaskan urutan aktivitas yang dijalankan perusahaan akan memberikan produknya. Sambungan nilai perusahaan terdiri atas aktivitas inbound logistics (logistic yang terikat masuk), yang membutuhkan bahan dari pemasok; aktivitas operasi internal perusahaan; aktivitas outbound logistics (logistic yang terkait keluat), yang menjadikan produk dapat dijual; aktivitas marketing penjualan; dan aktivitas pelayanan pelanggan purna jual. Masing-masing aktivitas utama ini mempunya komponen isik yang menjalankan aktivitas tersebut dan komponen fisik yang menjalankan aktivitas tersebut dan komponen informasional yang memberikan informasi yang dibutuhkan.
Profesor Harvard, James Cash dan Benn Konssynski, menggunakan istilah interorganizational system (sistem antarorganisasional) atau IOS untuk menjelaskan sistem informasi yang digunakan oleh lebih dari satu perusahaan. Kunci untuk mencapai IOS ini adalah adanya kerja sama antarperusahaan yang turut serta yaitu IOS participant (peserta IOS). Masing-masing harus mendapatkan manfaat darinya. Biasanya, ada satu perusahaan yang menggunakan inisiatif pembentukan sistem tersebut adalah seorang dari manufaktur (manufacturer), namun ia bisa saja pedagang grosir. Tugas dari fasilitator IOS adalah menunjukkan para peserta bahwa, dengan bekerja dalam sistem tersebut, mereka akan memperoleh keuntungan kompetitif.
c. Menempatkan keuntungan kompetitif dalam perspektif
Keputusan untuk menjadi fasilitator IOS ataupun pesertanya menunjukkan bahwa manajer telah menyadari akan pentingnya perusahaan menjadi bagian aktif dari yang lebih besar, yaitu sistem lingkungan. IOS adalah contoh yang tepat mengenai bagaimana peserta (perusahaan) menerapkan teori sitemnya untuk memecahkan masalah secara bersamaan. Dengan menetapkan hubungan kerja sama dengan elemen-elemen lain yang melibatkan dalam arus sumber, maka setiap perusahaan akan mendapatkan tingkat penampilan yang lebig tinggi.
PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK SUMBER-SUMBER INFORMASI
Jika informasi akan digunakan sebagai sumber untuk mendapatkan keuntungan kompetitif, maka penggunaannya harus direncakan. Lebih dari itu, perencanaan tersebut harus dilakukan secara dilakukan eksekutif perusahaan dan harus bersifat jangka panjang. Aktivitas perencanaan, yag mengidentifikasi sumber-sumber informasi yang akan diperlukan pada masa yang akan datang dan cara penggunaannya, dinamakan SPIR, singkatan dari Strategic Planning for Information Resources (perencanaan strategis untuk sumber-sumber informasi). Gagasan utama yang mendasari SPIR ini adalah adanya hubungan antara tujuan utama perusahaan secara keseluruhan dengan rencananya untuk sumber-sumber informasinya. Sumber-sumber informas harus digunakan untuk mendukung pencapaian tujuan perusahaan.
MANAJEMEN DARI END-USER COMPUTING
Sebagian besar dari peralatan yang didistribusi ini digunakan oleh pemakai yang tidak mempunyai pemahaman komputer secara khusus. Aplikasi-aplikasi dari pemakai yang tidak mempunyai pemahaman komputer secara khusus. Aplikasi-aplikasi dari pemakai ini terdiri atas software tertulis yang telah dibuat oleh bagian unit pelayanan informasi atau perolehan dari sumber-sumber luar.
Jenis End-User
a. End-User Non-Pemrograman. Pemakai (user) ini hanya mempunyai pemahaman komputer yang sedikit atau mungkin tak mempunyai sama sekali, dan ia hanya menggunakan software yang telah dibuat oleh orang lain. Ia berkomunikasi dangan hardware dengan bantuan menu dan mengandalkan orang lain untuk memberikan bantuan teknis.
b. User Tingkatan Perintah. Pemakai (user) ini menggunakan software tertulis yang telah tersedia, namun ia juga menggunakan 4GL untuk mengakses database dan membuat laporan khusus.
c. Programmer End-User. Selain menggunakan software tertulis dan 4GL, pemakai ini juga dapat menulis programnya sendiri dengan menggunakan bahas pemrograman. Karena ia mempunyai pemahaman komputer yang lebih baik, biasanya ia menghasilkan informasi untuk pemakai non-pemrograman dan pemakai tingkatan perintah
.1. Sumber : E.S. Margianti, D.Suryadi, Seri Diktat Kuliah : Sistem Informasi Manajemen, Gunadarma, Jakarta, 1994
DAFTAR PUSTAKA
·
http://id.wikipedia.org/wiki/Perdagangan_elektronik
·
GOOGLE.COM
·
Wikipedia
·
http://chochokye.wordpress.com
·
http://wartawarga.gunadarma.ac.id
·
Sumber: materi perkuliahan
Sistem Informasi Manajemen
·
http://materikuliahti.com/sistem-berkas/model-data-hirarkis.html