Senin, 30 Juni 2014

ANALISIS PERSEPSI LAYANAN MOBILE BANKING TERHADAP PENGGUNA KHUSUSUNYA BANK BCA CABANG KELAPA DUA



Lembaga keuangan Bank adalah suatu badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali pada masyarakat dalam bentuk kredit atau dalam bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak (Azhar Maulana dan Septian K.W). Di era informasi ini, lembaga keuangan (bank) memberikan layanannya tidak hanya melalui model-model konvensional saja tetapi sudah beralih pada pemanfaatan teknologi informasi. Bukan suatu rahasia lagi jika peran perbankan menjadi tulang punggung perekonomian bangsa, dan terciptanya kesuksesan kinerja bank juga tidak lepas dari dukungan telekomunikasi. Selain sistem komunikasi kabel yang mutlak dibutuhkan, komunikasi berbasis selular nyatanya telah memberi peran yang cukup penting bagi setiap kalangan. Tidak hanya membangun suatu image perbankan, melainkan operator selular juga ikut merasakan betapa besar potensi yang dapat diraih dari sektor m-banking.
Mobile banking yang juga dikenal sebagai M-Banking, SMS Banking dan lain-lain merupakan istilah yang digunakan untuk melakukan cek saldo, rekening transaksi, dan pembayaran melalui perangkat mobile seperti ponsel. Gejala M-banking pun saat ini telah meningkat dari hari ke hari. Pengguna yang pada awalnya didominasi oleh kaum pebisnis, kini juga telah banyak digunakan oleh kalangan muda. Ini menunjukkan bahwa karena penggunaanya mudah sehingga setiap kalangan dapat menggunakan M-Banking tersebut. Mobile Banking (biasa dikenal dengan M-Banking) adalah suatu istilah yang digunakan untuk melakukan check saldo, transaksi, pembayaran dan sebagainya melalui sarana perangkat seluler. Salah satu pengguna mobile banking adalah consumer bank. Kelebihan sistem manajemen perbankan berbasis komputer sangat praktis, mudah dan cepat. Sistem ini juga sangat mudah digunakan oleh banyak pihak baik pihak administrasi, manajemen, maupun para karyawan.
Sehingga dapat dilihat bahwa m-banking memberikan banyak keuntungan bagi semua kalangan, baik bagi bank, operator seluler maupun bagi para nasabah pengguna m-banking. Dengan uraian di atas, maka penelitian ini dimaksudkan dapat mengidentifikasi peranan/manfaat mobile banking terhadap pengguna dalam menggunakan teknologi informasi mobile banking. Oleh karena itu judul yang diambil dalam penelitian ini adalah: “Analisis Persepsi  terhadap penggunaan Mobile Banking khususnya di Bank BCA Kelapa Dua”.


Dalam penulisan ini, penulis hanya membatasi hanya berkisar pada manfaat dan dampak positif dari penggunaan mobile banking terhadap pengguna khususnya para nasabah di Bank BCA.


Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam kajian ini :
1.      Apa saja keuntungan yang didapat dari penggunaan Mobile Banking.
2.      Adakah dampak positif yang ditimbulkan dari penggunaan layanan Mobile Banking.
3.      Memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai keuntungan layanan M-Banking, khususnya pada Bank BCA.


            Penulis menggunakan teknik kuesioner. Angket (kuesioner) adalah usaha mengumpulkan informasi dengan menyampaikan sejumlah pertanyaan untuk dijawab secara tertulis oleh responden. Metode ini untuk mengetahui bagaimana persepsi responden terhadap layanan M-Banking.
 



1.5       Sistematika Penulisan
 1. PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan sistematika penulisan.
2. LANDASAN TEORI
Berisi tentang pengertian E-Banking, Mobile Banking dan teori Technology Acceptance Model (TAM).
3. PEMBAHASAN
Berisi tentang gambaran umum obyek penelitian dan pembahasan dari keutungan dan dampak positif yang didapat dari layanan Mobile Banking.
4. PENUTUP
Pada bagian ini merupakan rangkaian dari penelitian yang terdiri dari Kesimpulan, saran-saran dan kata penutup.





2. LANDASAN TEORI


2.1       E-Banking
Menurut Maryanto Supriyono (2010:65) kemajuan pesat teknologi komputer baik perangkat keras, perangkat lunak, sistem host to host, sistem jaringan dan komunikasi data memberikan dampak yang luar biasa kepada jasa perbankan secara elektronik. Perkembangan E-Banking mengalami lompatan besar, transaksi bank menjadi mudah, cepat dan real time tanpa ada batasan waktu dan tempat. Bank menyediakan layanan Electronic Banking atau E-Banking untuk memenuhi tuntutan dan kebutuhan nasabah sebagai alternatif media untuk melakukan transaksi perbankan, tanpa nasabah datang ke bank atau ke ATM. Kecuali untuk transaksi setoran dan tarikan uang tunai.
Gambaran yang mudah dimengerti tentang E-Banking sebagai illustrasinya adalah: “Meja teller/customer service seolah-olah berpindah ke tempat nasabah, di mana nasabah pulalah sebagai teller/customer servicenya”, atau tangan Teller/customer service berada di tangan nasabah. Nasabah dapat bebas melakukan transaksi apa saja selama ada pada menu transaksi. Transaksi yang dapat dilakukan tampil dalam bentuk menu transaksi atau daftar transaksi, di luar menu tersebut tidak dapat dilakukan.
E-banking meliputi Mobile Banking, Online Banking (Core System), Phone Banking, Bank Card (Smart Card, Credit Card, Debit Card, Private Label Card, dan Charge Card), dan I-Banking.

2.2       Mobile Banking
MBG (Mobile Banking GPRS) adalah fasilitas layanan dalam pemberian kemudahan akses maupun kecepatan dalam memperoleh informasi terkini dan transaksi finansial secara real time. MBG dapat diakses oleh nasabah perorangan melalui ponsel yang memiliki teknologi GPRS. Produk layanan BSM mobile banking adalah saluran distribusi bank untuk mengakses rekening yang dimiliki nasabah melalui teknologi GPRS dengan sarana telepon seluler (ponsel).
GPRS (General Package Radio Services) adalah teknologi penyampaian data melalui ponsel. Teknologi ini lebih maju dibandingkan dengan teknologi SMS dimana data yang dapat dikirim tidak hanya berbentuk pesan singkat tapi juga bisa berupa aplikasi
Teknologi GPRS ini juga telah menjadi kelengkapan fitur layanan para operator telekomunikasi baik yang berbasis GSM. Teknologi GPRS memiliki beberapa kelebihan dibanding dengan teknologi SMS yaitu:
1.      Dapat digunakan sebagai media untuk mengirim perintah transaksi perbankan
2.      Biaya pulsa pengiriman lebih murah
3.      Data yang dikirim ke bank dapat melalui proses pengkodean terlebih dahulu.
Mobile Banking diluncurkan pertama kali oleh Excelcom pada akhir 1995 dan respon yang didapat juga beragam. Latar belakang dari kemunculan m-banking ini juga disebabkan oleh bank-bank yang saat ini ingin mendapat kepercayaan dari setiap nasabahnya. Dan salah satu cara yang dilakukan yaitu dengan pemanfaatan teknologi. Peranan teknologi yang bertumbuh dengan pesat, harus dimanfaatkan secara cermat dan tepat. Berbagai teknologi menyediakan terobosan-terobosan baru yang dapat digunakan oleh bank dalam usahanya untuk selalu meningkatkan kualitas layanan yang ada. Sehingga dari situlah bank-bank yang ada di seluruh dunia membuat suatu inovasi baru dengan meluncurkan m-banking. Contohnya di Indonesia, baik bank pemerintah maupun bank swasta nasional berlomba-lomba untuk meluncurkan teknologi m-banking. Bank Central Asia (BCA) misalnya, sebagai salah satu bank swasta nasional terbesar di Indonesia dengan skala jaringan elektronik yang tersebar luas. Bank Central Asia merupakan bank pertama yang meluncurkan sistem m-banking pertama di Indonesia dibandingkan bank-bank lainnya yang biasa disebut juga dengan m-BCA. Proses mbanking sendiri muncul tidak hanya berhubungan dengan bank saja, namun teknologi ini juga bekerja sama dengan operator seluler.

2.3       Metode Pengumpulan Data
Beberapa metode penelitian yang digunakan untuk pengumpulan data dan informasi pelengkap untuk mempermudah analisa dan persepsi nasabah Bank BCA cabang Kelapa Dua.

2.3.1    Sumber Data
Sumber data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari tangan pertama), sementara data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada.
Contoh data primer adalah data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner, kelompok fokus, dan panel, atau juga data hasil wawancara peneliti dengan narasumber. Contoh data sekunder misalnya catatan atau dokumentasi perusahaan berupa absensi, gaji, laporan keuangan publikasi perusahaan, laporan pemerintah, data yang diperoleh dari majalah, dan lain sebagainya.

2.3.2    Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan faktor penting demi keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan apa alat yang digunakan.
Jenis sumber data adalah mengenai dari mana data diperoleh. Apakah data diperoleh dari sumber langsung (data primer) atau data diperoleh dari sumber tidak langsung (data sekunder).
Metode pengumpulan data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat diperlihatkan penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes, dokumentasi dan sebagainya. Sedangkan instrumen pengumpulan data merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data.  Karena berupa alat, maka instrumen dapat berupa lembar cek list, kuesioner (angket terbuka / tertutup), pedoman wawancara, foto dokumentasi dan lainnya. Adapun instrumen pengumpulan data yang penulis gunakan adalah angket/kuesioner (Questionnaires).
Suharsimi Arikunto (2006: 151) menjelaskan angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang diketahui.
Kelebihan metode angket adalah dalam waktu yang relatif singkat dapat memperoleh data yang banyak, tenaga yang diperlukan sedikit dan responden dapat menjawab dengan bebas tanpa pengaruh orang lain. Sedangkan kelemahan angket adalah angket bersifat kaku karena pertanyaan telah ditentukan dan responden tidak memberi jawaban yang sesuai dengan keadaan sebenarnya hanya sekedar membaca kemudian menulis jawabannya.
Angket atau kuesioner menurut Suharsimi Arikunto (2006: 152) dapat dibedakan atas beberapa jenis tergantung pada sudut pandangnya:
Dipandang dari cara menjawab, maka ada:
·         Kuesioner terbuka, yang memberikan kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri
·         Kuesioner tertutup, yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih.
·         Dipandang dari jawaban yang diberikan, maka ada:
·         Kuesioner langsung, yaitu responden menjawab tentang dirinya
·         Kuesioner tidak langsung, jika responden menjawab tentang orang lain.
·         Dipandang dari bentuknya, maka ada:
·         Kuesioner pilihan ganda, yang dimaksud adalah sama dengan kuesioner    tertutup
·         Kuesioner isian, yang dimaksud adalah kuesioner terbuka
·         Check list, sebuah daftar, dimana responden tinggal membubuhkan tanda check pada kolom yang sesuai
·         Rating-scale (skala bertingkah), yaitu sebuah pertanyaan diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkat-tingkatan misalnya mulai dari sangat setuju sampai ke sangat tidak setuju.

2.4       Technology Acceptance Model (TAM)
Technology Acceptance Model (TAM), diperkenalkan  pertama kali oleh Fred D. Davis pada tahun 1989. TAM dibuat khusus untuk pemodelan adopsi pengguna sistem informasi. Menurut Davis (1989), tujuan utama TAM adalah untuk mendirikan dasar penelusuran faktor eksternal terhadap kepercayaan, sikap (personalisasi), dan tujuan pengguna komputer. TAM menganggap bahwa dua keyakinan variabel perilaku utama dalam mengadopsi sistem informasi, yaitu kemudahan pengguaan (ease of use) dan manfaat (usefulness). Kedua variabel tersebut dapat  menjelaskan aspek keperilakuan pengguna. Kesimpulannya adalah model TAM dapat menjelaskan bahwa persepsi pengguna akan menentukan sikapnya dalam  penggunaan TI.
Penelitian ini menggunakan 4 (empat) konstruk dari model penelitian TAM, yaitu:
Perceived Usefulness, yaitu persepsi pengguna terhadap manfaat yang diartikan sebagai tingkat dimana seseorang percaya bahwa menggunakan sistem tertentu dapat meningkatkan kinerjanya.
Perceived Ease of Use, yaitu persepsi pengguna terhadap penggunaan yang diartikan sebagai tingkat dimana seseorang percaya bahwa menggunakan sistem tidak perlu usaha apapun (free of effort).
Attitude Toward Using, dikonsepkan sebagai sikap terhadap penggunaan sistem yang berbentuk penerimaan maupun penolakan atau sikap menyatakan apa yang disukai dan tidak.
Actual System Usage, dikonsepkan dalam bentuk pengukuran terhadap frekuensi dan durasi waktu penggunaan teknologi.
Persepsi pengguna terhadap penggunaan juga berpengaruh pada persepsi pengguna terhadap manfaat yang dapat diartikan bahwa jika seseorang merasa sistem tersebut mudah digunakan maka sistem tersebut  berguna bagi mereka.


3. PEMBAHASAN

3.1       Karakteristik Responden
            Data responden dilakukan oleh penulis dari penelitian ini adalah sebanyak 30 responden. Data mengenai karakteristik responden sebagai berikut:
a.      Responden Berdasarkan Usia
Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini:
Tabel 3.1 Responden Berdasarkan Usia
Usia
Jumlah Responden
Persentase %
26 Tahun
2
6%
27 Tahun
6
20%
28 Tahun
8
27%
>= 30 Tahun
14
47%
Jumlah
30
100%


Keterangan:
Berdasarkan table 3.1 dan gambar grafik diatas dapat disimpulkan bahwa responden yang berusia 26 tahun berjumlah 2 orang atau presentase sebesar 6% dengan warna grafik biru, responden yang berusia 27 tahun berjumlah 6 orang atau presentase sebesar 20% dengan warna grafik merah tua, responden yang berusia 28 tahun berjumlah 8 orang atau presentase sebesar 27% dengan warna grafih hijau, responden yang berusia >= 30 tahun berjumlah 14 orang atau presentase sebesar 47% dengan warna grafik ungu yang memiliki daerah arsir grafik yang paling besar. yang pada bagian besar dari responden itu adalah para pekerja dan pengusaha.

b.      Responden Berdasarkan manfaat Dari Penggunaan M-Banking
Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan manfaat dari m-banking, dapat dilihat pada table 3.2 berikut ini:
Table 3.2 Profil Responden Berdasarkan Manfaat 
Manfaat
Jumlah Responden
Responden
Mudah
10
35%
Hemat Waktu
20
65%



Keterangan:
Berdasarkan table 3.2 dan gambar arsir pada grafik dapat disimpulkan bahwa responden yang menyatakan mudah menggunakan m-banking sejumlah 10 orang atau presentase sebesar 35% dengan warna grafik biru dan responden yang menyatakan hemat waktu menggunakan m-banking sejumlah 20 orang atau presentase sebesar 65% dengan warna grafik merah. Jadi dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden menggunakan m-banking dikarenakan hemat waktu sebesar 65 orang.

c.       Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut ini:


Tabel 3.3 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Jumlah Responden
Persentase %
Pria
18
63%
Wanita
12
37%
Jumlah
30
100%

 
Keterangan:
Berdasarkan tabel 3.3 dapat diketahui bahwa data yang diperoleh melalui kuesioner yang diisi oleh responden menunjukan responden yang berjenis kelamin pria sebesar 63%dengan warna grafik biru, dan responden yang berjenis kelamin wanita sebesar 37% dengan warna grafik merah oleh karena itu dapat disimpulkan mayoritas responden dalam penelitian ini adalah pria.sedangkan warna hijau pada grafik adalah jumlah.

d.       Responden Berdasarkan Tahu / Tidak tahu tentang m-banking
Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan tahu / tidak tahu tentang m-banking, dapat dilihat pada table 3.4 berikut ini :


Table 3.4 berdasarkan tahu / tidak tahu m-banking
Tahu / Tidak Tentang m-banking
Jumlah Responden
Persentase %
Ya
21
82%
Tidak
9
18%
Jumlah
30
100%

 

Berdasarkan table 3.4 dapat diketahui bahwa reponden yang mengetahui tentang m-banking sejumlah 21 orang atau presentase sebesar 82% dengan  warna grafik biru dan yang tidak mengetahui tentang m-banking sejumlah 9 orang atau presentase sebesar 18%dengan warna grafik merah. Jadi kesimpulannya adalah mayoritas responden sudah mengetahui tentang m-banking.

3.2       Analisa Responden sebagaimana akan menjadi pengguna m-banking dengan pedekatan Technology Acceptance Model (TAM) pada masyarakat di Bank BCA cabang Kelapa Dua
            Pada bagian ini akan diuraikan data tanggapan 30 masyarakat dengan pendekatan Technology Acceptance Model (TAM). Untuk mendapatkan gambaran responden mengenai m-banking secara menyeluruh, dilakukan rekapiltulasi jumlah skor tanggapan responden berdasarkan indikator pada tabel berikut:

1.      Perceived Usefulness
Perceived usefulness diukur menggunakan tanggapan responden pada pertanyaan yang dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut ini:
Tabel 3.5 Distribusi Jawaban Responden Mengenai m-banking Menggunakan Ukuran Perceived usefulness

No
Butir Kuesioner
Skor Jawaban Responden
1
2
3
4
5
1
m-Banking akan meningkatkan efektifitas pelayanan kegiatan perbankan
F
1
0
2
27
0
%
3,33
0
6,67
90
0

Keterangan:
Pada butir soal Perceived Usefulness yang ke 1 terdapat soal yang telah dijawab oleh responden dengan soal yang mengarah bahwa m-banking akan memberikan manfaat dengan meningkatkan efektifitas pelayanan perbankan yang memperoleh hasil tertinggi adalah responden dengan menyatakan “setuju”.

2
m-banking akan meningkatkan kinerja pelanan kegiatan perbankan
F
0
2
4
24
0
%
0
6.67
13.33
80
0

Keterangan:
Pada soal di nomer 2 terdapat soal yang mengerahkan persepsi manfaat dari m-banking adalah meningkatkan kinerja pelayanan perbankan.yang sebagian dari responden menjawabnya dengan “Setuju”. Yang mungkin dari kebanyakan responden masih berfikir bahwa bukan hanya teknologi m-banking saja yang bisa meningkatka kinerja pelayanan tetapi masih ada banyak lagi teknologi perbankan yang lainnya.

3
m-banking akan meningkatkan produktifitas dalam pelayanan kegiatan perbankan
F
0
1
5
24
0
%
0
3,33
16,67
80
0

Keterangan:
Persepsi bahwa menyatakan “Setuju” ternyata juga tedapat pada soal apakah m-banking akan meningkatkan produktivitas pelayanan. yang mungkin telah mereka rasakan manfat dari penggunaan mobile banking tersebut.

4
Menurut saya m-banking akan sangat bermanfaat
F
0
0
0
25
5
%
0
0
0
83,33
16,67

Keterangan:
Pada soal point 4 juga masih dalam kategori jawaban dengan persepsi “Setuju”. Yang memang sudah jelas bahwa m-banking akan sangat bermanfaat bagi penggunanya.

Kesimpulan:
Dengan melihat persepsi pengguna dari soal 1 sampai 4 ternyata semua responden menjawab dalam kategori “Setuju” yang paling banyak persentase yang memilih jawaban setuju.



Keterangan:
F = Jumlah Responden                       3 = Ragu-ragu
1 = Sangat Tidak Setuju                     4 = Setuju
2 = Tidak Setuju                                 5 = Sangat Setuju

2.      Perceived Ease of Use
Perceived ease of use diukur menggunakan tanggapan responden pada pertanyaan yang dapat dilihat pada tabel 3.6 berikut ini:
Tabel 3.6 Distribusi Jawaban Responden Mengenai m-banking Menggunakan Ukuran Perceived Ease of Use

No
Butir Kuesioner
Skor Jawaban Responden
1
2
3
4
5
1
m-banking akan mudah dipelajari dan digunakan
F
0
0
0
20
10
%
0
0
0
66,67
33.33

Keterangan:
Pada butir persepsi terhadap kemudahan yang telah di definisikan pada soal kuesioner yang telah dijawab oleh responden dengan nomer soal 1, responden menjawab dengan kategori “Setuju” yang memiliki angka paling tinggi.

2
m-banking akan fleksibel
F
0
0
0
18
12
%
0
0
0
60
40

Keterangan:
Pada soal di nomer 2 responden juga banyak memilih dengan kategori jawaban “Setuju” yang juga memiliki pilihan terbanyak.

3
m-banking akan dapat mengontrol proses administrasi perbankan
F
0
3
5
17
5
%
0
10
16,67
56,67
16.67

Keterangan:
Pada soal ke 3 ini juga banyak responden yang memilih jawaban dengan kategori “Setuju” yang juga memiliki angka paling besar dalam persentase.

Kesimpulan:
Dapat disimpulkan bahwa persepsi pengguna dengan metode Perceived Ease of Use juga banyak yang memilih “Setuju” dalam kemudahan penggunaan m-banking.

Keterangan:
F = Jumlah Responden                       3 = Ragu-ragu
1 = Sangan Tidak Setuju                     4 = Setuju
2 = Tidak Setuju                                 5 = Sangat Setuju

3.      Attitude Toward Using
Attitude toward using diukur menggunakan tanggapan responden pada pertanyaan yang dapat dilihat pada tabel 3.7 berikut ini:
Tabel 3.7 Distribusi Jawaban Responden Mengenai m-banking Menggunakan Ukuran Attitude Toward Using
No
Butir Kuesioner
Skor Jawaban Responden
1
2
3
4
5
1
Saya menyukai menggunakan m-banking
F
0
2
8
20
0
%
0
6,67
26
66,68
0

Keterangan:
Pada Attitude Toward Using juga memiliki nilai tertinggi dalam jawaban “Setuju” yang telah dipilih oleh para responden.

2
Menggunakan m-banking adalah ide yang bagus
F
0
1
10
18
1
%
0
3,4
33,2
60
3,4

Keterangan:
Banyak para responden juga memilih kategori ”Setuju” dalam soal yang memiliki point bahwa menggunakan m-banking adalah ide yang bagus.

3
Menggunakan m-banking adalah ide yang bijaksana
F
0
0
16
13
0
%
0
0
55
45
0

Keterangan:
Pada soal ke 3 ternyata lebih banyak responden yang memilih jawaban “Ragu-ragu” karena masih banyak teknologi perbankan lainnya yang sabnggup bersaing.

4
Penggunaan m-banking dinilai perlu
F
0
0
0
0
30
%
0
0
0
0
100

Keterangan:
Pada soal ini cukup mencenagkan karena semua responden menjawab bahwa penggunaan m-banking perlu untuk digunakan karena untuk penunjang dalam kegiatan berbisnis, bekerja, dan lain-lain.

 Kesimpulan:
Pada Attitude Toward Using setelah dihitung ternyata responden masih berada dalam kategori “setuju” yang berati tidak menutup kemungkinan bahwa teknologi m-banking sangat bermanfaat.

Keterangan:
F = Jumlah Responden                       3 = Ragu-ragu
1 = Sangan Tidak Setuju                     4 = Setuju
2 = Tidak Setuju                                 5 = Sangat Setuju

4.      Actual Use
Actual usage diukur menggunakan tanggapan responden pada pertanyaan yang dapat dilihat pada tabel 3.8 berikut ini:
Tabel 3.8 Distribusi Jawaban Responden Mengenai m-banking Menggunakan Ukuran Actual Usage
1
Saya berniat akan menggunakan m-banking lebih sering dari mendatangi langsung bank untuk melakukan proses transaksi
F
0
1
24
18
1
%
0
2,85
55,4
40
2,85

Keterangan:
Pada  Actual Usage dapat disimpulkan bahwa para responden dengan penuh memiliki niat untuk menggunakan m-banking lebih sering dibanding datang langsung ke bank, karena untuk mempersingkat waktu dalam kemudahan yang telah tersedia dalam fitur m-banking.
Kesimpulan:
Kategori jawaban “setuju” masih dominan hingga actual usage.


4. PENUTUP

4.1       KESIMPULAN
            Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis dikalangan masyarakat sekitar Kelapa Dua terhadap keigintahuan dan antusias untuk menggunakan m-Banking dengan pendekatan Technology Acceptance Model (TAM), sejauh ini masyarakat sudah banyak yang mengetahui tentang kemunculan m-banking dan cara untuk menggunakan aplikasi tersebut di telpon seluler mereka.

4.2       SARAN
            Dari hasil penelitian yang telah dilakukan penulis, walaupun banyak masyarakat yang sudah mengetahui m-banking tetapi penulis hanya mengambil sampel sebanyak 30 responden. Namun tidak menutup kemungkinan aplikasi tersebut untuk masa yang akan datang harus lebih diketahui masyarakat luas supaya transaksi yang dilakukan akan lebih mudah,.
 



DAFTAR PUSTAKA