Lembaga
keuangan Bank adalah suatu badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali pada masyarakat dalam bentuk
kredit atau dalam bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang
banyak (Azhar Maulana dan Septian K.W). Di era informasi ini, lembaga keuangan (bank)
memberikan layanannya tidak hanya melalui model-model konvensional saja tetapi
sudah beralih pada pemanfaatan teknologi informasi. Bukan suatu rahasia lagi
jika peran perbankan menjadi tulang punggung perekonomian bangsa, dan
terciptanya kesuksesan kinerja bank juga tidak lepas dari dukungan
telekomunikasi. Selain sistem komunikasi kabel yang mutlak dibutuhkan,
komunikasi berbasis selular nyatanya telah memberi peran yang cukup penting bagi
setiap kalangan. Tidak hanya membangun suatu image perbankan, melainkan
operator selular juga ikut merasakan betapa besar potensi yang dapat diraih
dari sektor m-banking.
Mobile
banking yang juga dikenal sebagai M-Banking, SMS Banking dan lain-lain merupakan
istilah yang digunakan untuk melakukan cek saldo, rekening transaksi, dan
pembayaran melalui perangkat mobile seperti ponsel. Gejala M-banking pun saat
ini telah meningkat dari hari ke hari. Pengguna yang pada awalnya didominasi
oleh kaum pebisnis, kini juga telah banyak digunakan oleh kalangan muda. Ini
menunjukkan bahwa karena penggunaanya mudah sehingga setiap kalangan dapat
menggunakan M-Banking tersebut. Mobile Banking (biasa dikenal dengan M-Banking)
adalah suatu istilah yang digunakan untuk melakukan check saldo, transaksi,
pembayaran dan sebagainya melalui sarana perangkat seluler. Salah satu pengguna
mobile banking adalah consumer bank. Kelebihan sistem manajemen perbankan
berbasis komputer sangat praktis, mudah dan cepat. Sistem ini juga sangat mudah
digunakan oleh banyak pihak baik pihak administrasi, manajemen, maupun para
karyawan.
Sehingga dapat dilihat bahwa m-banking
memberikan banyak keuntungan bagi semua kalangan, baik bagi bank, operator
seluler maupun bagi para nasabah pengguna m-banking. Dengan uraian di atas,
maka penelitian ini dimaksudkan dapat mengidentifikasi peranan/manfaat mobile
banking terhadap pengguna dalam menggunakan teknologi informasi mobile banking.
Oleh karena itu judul yang diambil dalam penelitian ini adalah: “Analisis
Persepsi terhadap penggunaan Mobile
Banking khususnya di Bank BCA Kelapa Dua”.
Dalam
penulisan ini, penulis hanya membatasi hanya berkisar pada manfaat dan dampak
positif dari penggunaan mobile banking terhadap pengguna khususnya para nasabah
di Bank BCA.
Adapun tujuan yang
ingin dicapai dalam kajian ini :
1.
Apa saja keuntungan yang didapat dari
penggunaan Mobile Banking.
2.
Adakah dampak positif yang ditimbulkan
dari penggunaan layanan Mobile Banking.
3. Memberikan
pengetahuan kepada pembaca mengenai keuntungan layanan M-Banking, khususnya
pada Bank BCA.
Penulis menggunakan teknik kuesioner. Angket (kuesioner)
adalah usaha mengumpulkan informasi dengan menyampaikan sejumlah pertanyaan
untuk dijawab secara tertulis oleh responden. Metode ini untuk mengetahui
bagaimana persepsi responden terhadap layanan M-Banking.
1.5 Sistematika Penulisan
1.
PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah,
tujuan penelitian, dan sistematika penulisan.
2.
LANDASAN TEORI
Berisi tentang pengertian E-Banking, Mobile Banking
dan teori Technology Acceptance Model (TAM).
3.
PEMBAHASAN
Berisi tentang gambaran umum obyek penelitian dan
pembahasan dari keutungan dan dampak positif yang didapat dari layanan Mobile
Banking.
4.
PENUTUP
Pada bagian ini merupakan rangkaian dari penelitian
yang terdiri dari Kesimpulan, saran-saran dan kata penutup.
2. LANDASAN TEORI
2.1 E-Banking
Menurut Maryanto
Supriyono (2010:65) kemajuan pesat teknologi komputer baik perangkat keras,
perangkat lunak, sistem host to host, sistem jaringan dan komunikasi data
memberikan dampak yang luar biasa kepada jasa perbankan secara elektronik.
Perkembangan E-Banking mengalami lompatan besar, transaksi bank menjadi mudah,
cepat dan real time tanpa ada batasan waktu dan tempat. Bank menyediakan
layanan Electronic Banking atau E-Banking untuk memenuhi tuntutan dan kebutuhan
nasabah sebagai alternatif media untuk melakukan transaksi perbankan, tanpa
nasabah datang ke bank atau ke ATM. Kecuali untuk transaksi setoran dan tarikan
uang tunai.
Gambaran yang mudah dimengerti tentang E-Banking
sebagai illustrasinya adalah: “Meja teller/customer service seolah-olah berpindah
ke tempat nasabah, di mana nasabah pulalah sebagai teller/customer servicenya”,
atau tangan Teller/customer service berada di tangan nasabah. Nasabah dapat
bebas melakukan transaksi apa saja selama ada pada menu transaksi. Transaksi
yang dapat dilakukan tampil dalam bentuk menu transaksi atau daftar transaksi,
di luar menu tersebut tidak dapat dilakukan.
E-banking meliputi Mobile Banking,
Online Banking (Core System), Phone Banking, Bank Card (Smart Card, Credit Card,
Debit Card, Private Label Card, dan Charge Card), dan I-Banking.
2.2 Mobile Banking
MBG
(Mobile Banking GPRS) adalah fasilitas layanan dalam pemberian kemudahan akses
maupun kecepatan dalam memperoleh informasi terkini dan transaksi finansial
secara real time. MBG dapat diakses oleh nasabah perorangan melalui ponsel yang
memiliki teknologi GPRS. Produk layanan BSM mobile banking adalah saluran
distribusi bank untuk mengakses rekening yang dimiliki nasabah melalui
teknologi GPRS dengan sarana telepon seluler (ponsel).
GPRS
(General Package Radio Services) adalah teknologi penyampaian data melalui
ponsel. Teknologi ini lebih maju dibandingkan dengan teknologi SMS dimana data
yang dapat dikirim tidak hanya berbentuk pesan singkat tapi juga bisa berupa
aplikasi
Teknologi
GPRS ini juga telah menjadi kelengkapan fitur layanan para operator
telekomunikasi baik yang berbasis GSM. Teknologi GPRS memiliki beberapa
kelebihan dibanding dengan teknologi SMS yaitu:
1. Dapat
digunakan sebagai media untuk mengirim perintah transaksi perbankan
2. Biaya
pulsa pengiriman lebih murah
3. Data
yang dikirim ke bank dapat melalui proses pengkodean terlebih dahulu.
Mobile Banking diluncurkan pertama kali
oleh Excelcom pada akhir 1995 dan respon yang didapat juga beragam. Latar
belakang dari kemunculan m-banking ini juga disebabkan oleh bank-bank yang saat
ini ingin mendapat kepercayaan dari setiap nasabahnya. Dan salah satu cara yang
dilakukan yaitu dengan pemanfaatan teknologi. Peranan teknologi yang bertumbuh
dengan pesat, harus dimanfaatkan secara cermat dan tepat. Berbagai teknologi
menyediakan terobosan-terobosan baru yang dapat digunakan oleh bank dalam
usahanya untuk selalu meningkatkan kualitas layanan yang ada. Sehingga dari
situlah bank-bank yang ada di seluruh dunia membuat suatu inovasi baru dengan
meluncurkan m-banking. Contohnya di Indonesia, baik bank pemerintah maupun bank
swasta nasional berlomba-lomba untuk meluncurkan teknologi m-banking. Bank Central
Asia (BCA) misalnya, sebagai salah satu bank swasta nasional terbesar di Indonesia
dengan skala jaringan elektronik yang tersebar luas. Bank Central Asia merupakan
bank pertama yang meluncurkan sistem m-banking pertama di Indonesia dibandingkan
bank-bank lainnya yang biasa disebut juga dengan m-BCA. Proses mbanking sendiri
muncul tidak hanya berhubungan dengan bank saja, namun teknologi ini juga
bekerja sama dengan operator seluler.
2.3 Metode Pengumpulan Data
Beberapa metode
penelitian yang digunakan untuk pengumpulan data dan informasi pelengkap untuk
mempermudah analisa dan persepsi nasabah Bank BCA cabang Kelapa Dua.
2.3.1 Sumber Data
Sumber data terbagi menjadi dua yaitu
data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh peneliti
secara langsung (dari tangan pertama), sementara data sekunder adalah data yang
diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada.
Contoh data primer adalah data yang
diperoleh dari responden melalui kuesioner, kelompok fokus, dan panel, atau
juga data hasil wawancara peneliti dengan narasumber. Contoh data sekunder
misalnya catatan atau dokumentasi perusahaan berupa absensi, gaji, laporan
keuangan publikasi perusahaan, laporan pemerintah, data yang diperoleh dari
majalah, dan lain sebagainya.
2.3.2
Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian, teknik pengumpulan
data merupakan faktor penting demi keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan
dengan bagaimana cara mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan apa alat yang
digunakan.
Jenis sumber data adalah mengenai dari
mana data diperoleh. Apakah data diperoleh dari sumber langsung (data primer)
atau data diperoleh dari sumber tidak langsung (data sekunder).
Metode
pengumpulan data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan
data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat diperlihatkan penggunaannya
melalui angket, wawancara, pengamatan, tes, dokumentasi dan sebagainya.
Sedangkan instrumen pengumpulan data merupakan alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data. Karena berupa alat,
maka instrumen dapat berupa lembar cek list, kuesioner (angket terbuka /
tertutup), pedoman wawancara, foto dokumentasi dan lainnya. Adapun instrumen
pengumpulan data yang penulis gunakan adalah angket/kuesioner (Questionnaires).
Suharsimi Arikunto (2006: 151)
menjelaskan angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau
hal-hal yang diketahui.
Kelebihan metode angket adalah dalam
waktu yang relatif singkat dapat memperoleh data yang banyak, tenaga yang
diperlukan sedikit dan responden dapat menjawab dengan bebas tanpa pengaruh
orang lain. Sedangkan kelemahan angket adalah angket bersifat kaku karena
pertanyaan telah ditentukan dan responden tidak memberi jawaban yang sesuai
dengan keadaan sebenarnya hanya sekedar membaca kemudian menulis jawabannya.
Angket
atau kuesioner menurut Suharsimi Arikunto (2006: 152) dapat dibedakan atas
beberapa jenis tergantung pada sudut pandangnya:
Dipandang
dari cara menjawab, maka ada:
·
Kuesioner terbuka, yang
memberikan kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri
·
Kuesioner tertutup,
yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih.
·
Dipandang dari jawaban
yang diberikan, maka ada:
·
Kuesioner langsung,
yaitu responden menjawab tentang dirinya
·
Kuesioner tidak
langsung, jika responden menjawab tentang orang lain.
·
Dipandang dari
bentuknya, maka ada:
·
Kuesioner pilihan
ganda, yang dimaksud adalah sama dengan kuesioner tertutup
·
Kuesioner isian, yang
dimaksud adalah kuesioner terbuka
·
Check list, sebuah
daftar, dimana responden tinggal membubuhkan tanda check pada kolom yang sesuai
·
Rating-scale (skala
bertingkah), yaitu sebuah pertanyaan diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan
tingkat-tingkatan misalnya mulai dari sangat setuju sampai ke sangat tidak
setuju.
2.4 Technology Acceptance Model (TAM)
Technology Acceptance
Model (TAM), diperkenalkan pertama kali
oleh Fred D. Davis pada tahun 1989. TAM dibuat khusus untuk pemodelan adopsi
pengguna sistem informasi. Menurut Davis (1989), tujuan utama TAM adalah untuk
mendirikan dasar penelusuran faktor eksternal terhadap kepercayaan, sikap
(personalisasi), dan tujuan pengguna komputer. TAM menganggap bahwa dua
keyakinan variabel perilaku utama dalam mengadopsi sistem informasi, yaitu
kemudahan pengguaan (ease of use) dan manfaat (usefulness). Kedua variabel
tersebut dapat menjelaskan aspek
keperilakuan pengguna. Kesimpulannya adalah model TAM dapat menjelaskan bahwa
persepsi pengguna akan menentukan sikapnya dalam penggunaan TI.
Penelitian ini menggunakan 4 (empat)
konstruk dari model penelitian TAM, yaitu:
Perceived Usefulness,
yaitu persepsi pengguna terhadap manfaat yang diartikan sebagai tingkat dimana
seseorang percaya bahwa menggunakan sistem tertentu dapat meningkatkan
kinerjanya.
Perceived Ease of Use,
yaitu persepsi pengguna terhadap penggunaan yang diartikan sebagai tingkat dimana
seseorang percaya bahwa menggunakan sistem tidak perlu usaha apapun (free of
effort).
Attitude Toward Using,
dikonsepkan sebagai sikap terhadap penggunaan sistem yang berbentuk penerimaan
maupun penolakan atau sikap menyatakan apa yang disukai dan tidak.
Actual System Usage,
dikonsepkan dalam bentuk pengukuran terhadap frekuensi dan durasi waktu
penggunaan teknologi.
Persepsi
pengguna terhadap penggunaan juga berpengaruh pada persepsi pengguna terhadap
manfaat yang dapat diartikan bahwa jika seseorang merasa sistem tersebut mudah
digunakan maka sistem tersebut berguna
bagi mereka.
3.
PEMBAHASAN
3.1
Karakteristik Responden
Data responden dilakukan oleh
penulis dari penelitian ini adalah sebanyak 30 responden. Data mengenai
karakteristik responden sebagai berikut:
a.
Responden
Berdasarkan Usia
Untuk mengetahui
karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut
ini:
Tabel 3.1 Responden
Berdasarkan Usia
Usia
|
Jumlah
Responden
|
Persentase
%
|
26 Tahun
|
2
|
6%
|
27 Tahun
|
6
|
20%
|
28 Tahun
|
8
|
27%
|
>= 30 Tahun
|
14
|
47%
|
Jumlah
|
30
|
100%
|
Keterangan:
Berdasarkan
table 3.1 dan gambar grafik diatas dapat disimpulkan bahwa responden yang
berusia 26 tahun berjumlah 2 orang atau presentase sebesar 6% dengan warna
grafik biru, responden yang berusia 27 tahun berjumlah 6 orang atau presentase sebesar
20% dengan warna grafik merah tua, responden yang berusia 28 tahun berjumlah 8
orang atau presentase sebesar 27% dengan warna grafih hijau, responden yang
berusia >= 30 tahun berjumlah 14 orang atau presentase sebesar 47% dengan
warna grafik ungu yang memiliki daerah arsir grafik yang paling besar. yang
pada bagian besar dari responden itu adalah para pekerja dan pengusaha.
b.
Responden
Berdasarkan manfaat Dari Penggunaan M-Banking
Untuk mengetahui karakteristik responden
berdasarkan manfaat dari m-banking, dapat dilihat pada table 3.2 berikut ini:
Table 3.2 Profil Responden
Berdasarkan Manfaat
Manfaat
|
Jumlah
Responden
|
Responden
|
Mudah
|
10
|
35%
|
Hemat Waktu
|
20
|
65%
|
Keterangan:
Berdasarkan table 3.2 dan
gambar arsir pada grafik dapat disimpulkan bahwa responden yang menyatakan
mudah menggunakan m-banking sejumlah 10 orang atau presentase sebesar 35%
dengan warna grafik biru dan responden yang menyatakan hemat waktu menggunakan
m-banking sejumlah 20 orang atau presentase sebesar 65% dengan warna grafik
merah. Jadi dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden menggunakan m-banking
dikarenakan hemat waktu sebesar 65 orang.
c.
Responden
Berdasarkan Jenis Kelamin
Untuk mengetahui
karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 3.3
berikut ini:
Tabel
3.3 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
|
Jumlah Responden
|
Persentase %
|
Pria
|
18
|
63%
|
Wanita
|
12
|
37%
|
Jumlah
|
30
|
100%
|
Keterangan:
Berdasarkan tabel 3.3
dapat diketahui bahwa data yang diperoleh melalui kuesioner yang diisi oleh
responden menunjukan responden yang berjenis kelamin pria sebesar 63%dengan
warna grafik biru, dan responden yang berjenis kelamin wanita sebesar 37%
dengan warna grafik merah oleh karena itu dapat disimpulkan mayoritas responden
dalam penelitian ini adalah pria.sedangkan warna hijau pada grafik adalah
jumlah.
d.
Responden Berdasarkan Tahu / Tidak tahu
tentang m-banking
Untuk mengetahui karakteristik responden
berdasarkan tahu / tidak tahu tentang m-banking, dapat dilihat pada table 3.4
berikut ini :
Table 3.4 berdasarkan tahu / tidak
tahu m-banking
Tahu
/ Tidak Tentang m-banking
|
Jumlah
Responden
|
Persentase
%
|
Ya
|
21
|
82%
|
Tidak
|
9
|
18%
|
Jumlah
|
30
|
100%
|
Berdasarkan table 3.4 dapat diketahui
bahwa reponden yang mengetahui tentang m-banking sejumlah 21 orang atau
presentase sebesar 82% dengan warna
grafik biru dan yang tidak mengetahui tentang m-banking sejumlah 9 orang atau
presentase sebesar 18%dengan warna grafik merah. Jadi kesimpulannya adalah
mayoritas responden sudah mengetahui tentang m-banking.
3.2
Analisa Responden sebagaimana akan
menjadi pengguna m-banking dengan pedekatan Technology
Acceptance Model (TAM) pada masyarakat di Bank BCA cabang Kelapa Dua
Pada
bagian ini akan diuraikan data tanggapan 30 masyarakat dengan pendekatan Technology Acceptance Model (TAM). Untuk
mendapatkan gambaran responden mengenai m-banking secara menyeluruh, dilakukan
rekapiltulasi jumlah skor tanggapan responden berdasarkan indikator pada tabel
berikut:
1.
Perceived
Usefulness
Perceived usefulness diukur menggunakan tanggapan responden pada
pertanyaan yang dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut ini:
Tabel 3.5 Distribusi Jawaban Responden Mengenai m-banking Menggunakan
Ukuran Perceived usefulness
No
|
Butir Kuesioner
|
Skor Jawaban Responden
|
|||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
|||
1
|
m-Banking
akan meningkatkan efektifitas pelayanan kegiatan perbankan
|
F
|
1
|
0
|
2
|
27
|
0
|
%
|
3,33
|
0
|
6,67
|
90
|
0
|
Keterangan:
Pada butir soal Perceived Usefulness
yang ke 1 terdapat soal yang telah dijawab oleh responden dengan soal yang
mengarah bahwa m-banking akan memberikan manfaat dengan meningkatkan
efektifitas pelayanan perbankan yang memperoleh hasil tertinggi adalah
responden dengan menyatakan “setuju”.
2
|
m-banking akan
meningkatkan kinerja pelanan kegiatan perbankan
|
F
|
0
|
2
|
4
|
24
|
0
|
%
|
0
|
6.67
|
13.33
|
80
|
0
|
Keterangan:
Pada soal di nomer 2 terdapat soal yang
mengerahkan persepsi manfaat dari m-banking adalah meningkatkan kinerja
pelayanan perbankan.yang sebagian dari responden menjawabnya dengan “Setuju”.
Yang mungkin dari kebanyakan responden masih berfikir bahwa bukan hanya
teknologi m-banking saja yang bisa meningkatka kinerja pelayanan tetapi masih
ada banyak lagi teknologi perbankan yang lainnya.
3
|
m-banking akan
meningkatkan produktifitas dalam pelayanan kegiatan perbankan
|
F
|
0
|
1
|
5
|
24
|
0
|
%
|
0
|
3,33
|
16,67
|
80
|
0
|
Keterangan:
Persepsi bahwa menyatakan “Setuju”
ternyata juga tedapat pada soal apakah m-banking akan meningkatkan
produktivitas pelayanan. yang mungkin telah mereka rasakan manfat dari
penggunaan mobile banking tersebut.
4
|
Menurut saya
m-banking akan sangat bermanfaat
|
F
|
0
|
0
|
0
|
25
|
5
|
%
|
0
|
0
|
0
|
83,33
|
16,67
|
Keterangan:
Pada soal point 4 juga masih dalam
kategori jawaban dengan persepsi “Setuju”. Yang memang sudah jelas bahwa
m-banking akan sangat bermanfaat bagi penggunanya.
Kesimpulan:
Dengan melihat persepsi pengguna dari
soal 1 sampai 4 ternyata semua responden menjawab dalam kategori “Setuju” yang
paling banyak persentase yang memilih jawaban setuju.
Keterangan:
F = Jumlah Responden 3 = Ragu-ragu
1 = Sangat Tidak Setuju 4 = Setuju
2 = Tidak Setuju 5 = Sangat Setuju
2.
Perceived
Ease of Use
Perceived ease of use diukur menggunakan tanggapan responden pada pertanyaan yang dapat
dilihat pada tabel 3.6 berikut ini:
Tabel 3.6 Distribusi Jawaban Responden Mengenai m-banking Menggunakan
Ukuran Perceived Ease of Use
No
|
Butir Kuesioner
|
Skor Jawaban Responden
|
|||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
|||
1
|
m-banking
akan mudah dipelajari dan digunakan
|
F
|
0
|
0
|
0
|
20
|
10
|
%
|
0
|
0
|
0
|
66,67
|
33.33
|
Keterangan:
Pada butir persepsi terhadap kemudahan
yang telah di definisikan pada soal kuesioner yang telah dijawab oleh responden
dengan nomer soal 1, responden menjawab dengan kategori “Setuju” yang memiliki
angka paling tinggi.
2
|
m-banking akan
fleksibel
|
F
|
0
|
0
|
0
|
18
|
12
|
%
|
0
|
0
|
0
|
60
|
40
|
Keterangan:
Pada soal di nomer 2 responden juga
banyak memilih dengan kategori jawaban “Setuju” yang juga memiliki pilihan
terbanyak.
3
|
m-banking akan dapat
mengontrol proses administrasi perbankan
|
F
|
0
|
3
|
5
|
17
|
5
|
%
|
0
|
10
|
16,67
|
56,67
|
16.67
|
Keterangan:
Pada soal ke 3 ini juga banyak responden
yang memilih jawaban dengan kategori “Setuju” yang juga memiliki angka paling
besar dalam persentase.
Kesimpulan:
Dapat disimpulkan bahwa persepsi
pengguna dengan metode Perceived Ease of Use juga banyak yang memilih “Setuju”
dalam kemudahan penggunaan m-banking.
Keterangan:
F = Jumlah Responden 3 = Ragu-ragu
1 = Sangan Tidak Setuju 4 = Setuju
2 = Tidak Setuju 5 = Sangat Setuju
3. Attitude Toward Using
Attitude toward
using diukur menggunakan tanggapan responden pada
pertanyaan yang dapat dilihat pada tabel 3.7 berikut ini:
Tabel 3.7 Distribusi
Jawaban Responden Mengenai m-banking Menggunakan Ukuran Attitude Toward
Using
No
|
Butir Kuesioner
|
Skor Jawaban Responden
|
|||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
|||
1
|
Saya
menyukai menggunakan m-banking
|
F
|
0
|
2
|
8
|
20
|
0
|
%
|
0
|
6,67
|
26
|
66,68
|
0
|
Keterangan:
Pada Attitude Toward Using juga memiliki nilai tertinggi dalam
jawaban “Setuju” yang telah dipilih oleh para responden.
2
|
Menggunakan m-banking
adalah ide yang bagus
|
F
|
0
|
1
|
10
|
18
|
1
|
%
|
0
|
3,4
|
33,2
|
60
|
3,4
|
Keterangan:
Banyak para responden juga memilih
kategori ”Setuju” dalam soal yang memiliki point bahwa menggunakan m-banking
adalah ide yang bagus.
3
|
Menggunakan m-banking
adalah ide yang bijaksana
|
F
|
0
|
0
|
16
|
13
|
0
|
%
|
0
|
0
|
55
|
45
|
0
|
Keterangan:
Pada soal ke 3 ternyata lebih banyak
responden yang memilih jawaban “Ragu-ragu” karena masih banyak teknologi
perbankan lainnya yang sabnggup bersaing.
4
|
Penggunaan m-banking dinilai
perlu
|
F
|
0
|
0
|
0
|
0
|
30
|
%
|
0
|
0
|
0
|
0
|
100
|
Keterangan:
Pada soal ini cukup mencenagkan karena
semua responden menjawab bahwa penggunaan m-banking perlu untuk digunakan
karena untuk penunjang dalam kegiatan berbisnis, bekerja, dan lain-lain.
Kesimpulan:
Pada Attitude Toward Using setelah
dihitung ternyata responden masih berada dalam kategori “setuju” yang berati
tidak menutup kemungkinan bahwa teknologi m-banking sangat bermanfaat.
Keterangan:
F = Jumlah Responden 3 = Ragu-ragu
1 = Sangan Tidak Setuju 4 = Setuju
2 = Tidak Setuju 5 = Sangat Setuju
4. Actual Use
Actual usage
diukur menggunakan tanggapan responden pada
pertanyaan yang dapat dilihat pada tabel 3.8 berikut ini:
Tabel 3.8 Distribusi
Jawaban Responden Mengenai m-banking Menggunakan Ukuran Actual Usage
1
|
Saya berniat akan
menggunakan m-banking lebih sering dari mendatangi langsung bank untuk
melakukan proses transaksi
|
F
|
0
|
1
|
24
|
18
|
1
|
%
|
0
|
2,85
|
55,4
|
40
|
2,85
|
Keterangan:
Pada Actual Usage dapat disimpulkan bahwa para responden dengan penuh memiliki niat
untuk menggunakan m-banking lebih sering dibanding datang langsung ke bank,
karena untuk mempersingkat waktu dalam kemudahan yang telah tersedia dalam
fitur m-banking.
Kesimpulan:
Kategori jawaban “setuju” masih dominan hingga actual usage.
4.
PENUTUP
4.1
KESIMPULAN
Dari hasil
penelitian yang dilakukan penulis dikalangan masyarakat sekitar Kelapa Dua
terhadap keigintahuan dan antusias untuk menggunakan m-Banking dengan
pendekatan Technology Acceptance Model
(TAM), sejauh ini masyarakat sudah banyak yang mengetahui tentang
kemunculan m-banking dan cara untuk menggunakan aplikasi tersebut di telpon
seluler mereka.
4.2
SARAN
Dari hasil penelitian yang telah
dilakukan penulis, walaupun banyak masyarakat yang sudah mengetahui m-banking
tetapi penulis hanya mengambil sampel sebanyak 30 responden. Namun tidak
menutup kemungkinan aplikasi tersebut untuk masa yang akan datang harus lebih
diketahui masyarakat luas supaya transaksi yang dilakukan akan lebih mudah,.
DAFTAR
PUSTAKA