RAID, Redundant Array of
Inexpensive(Independent) Disks, adalah suatu sistem yang terbentuk dari
beberapa harddisk/drive. Secara sederhana, kita biasa membuat beberapa partisi
dalam satu harddisk. Nah, dengan RAID, kita dapat membuat satu partisi dari
beberapa harddisk.
RAID adalah organisasi disk memory yang dapat
mengatasi sejumlah disk dengan system akses nya parallel dan redundansi di
tambah kan untuk memberikan peningkatan reliabilitas. Kerja parallel ini
memberikan hasil resultan kelajuan disk yang akan lebih cepat.
Penggunaan istilah RAID pertama kali diperkenalkan
oleh David A. Patterson, Garth A. Gibson dan Randy Katz dari University of
California, Berkeley, Amerika Serikat pada tahun 1987. Tetapi walaupun mereka
yang menggunakan istilah RAID pertama kali, tetapi hak paten RAID sejatinya
dimiliki oleh Norman Ken Ouchi dari IBM, yang pada tahun 1978.
RAID memiliki sebanyak 3 karakteristik umum, dan
ketiga karakteristik umum tersebut itu ialah:
- Data nya di distribusikan pada drive fisik array
- RAID merupakan sekumpulan dist drive yang di klaim sebagai system tunggal pada disk
- Kapasitas redundant disk di pakai untuk menyimpan informasi paritas, yang sudah menjamin recoverability data pada saat terjadi kegagalan disk atau terjadi suatu masalah.
Level – level strandart Raid
RAID level 0
Raid pada level 0 ini memakai sekumpulan disk
dengan striping di level biok, tanpda adanya redundansi. Maka dari itu ia hanya
menyimpan dan melakukan striping blok data di dalam sejumlah disk. Level 0 ini
sesungguh nya tidak termasuk di dalam kelompok RAID, hal ini di karenakan level
0 tidak memakai redundansi dalam peningkatan kinerja nya tersebut.
RAID level 1
RAID level 1 adalah disk mirroring, memalsukan
atau menduplikat di masing masing disk. Langkah langkah ini bisa memberikan
peningkatan terhadap kinerja disk, namun jumlah disk yang di perlukan juga
berubah menjadi 2 kali lipat. Maka dari itu dana nya menjadi sangat lah mahal.
RAID level 2
RAID level 2 ini adalah pengorganisasian dengan
error – correcting – code (ECC). Seperti di memory server EEC yang di mana pendeteksian titik
terjadinya error memakai paritas bit. Di masingn masing byte data memiliki
suatu paritas yang bersesuaian yang merepresentasi kan jumlah bit pada byte
data tersebut, yang dimana paritas bit = 0 apabila jumlah bit parasite = 1 atau
ganjil atau parasitas bit=0 genap.
RAID LEVEL 3
RAID LEVEL 3 adalah suatu pengorganisasian dengan
paritas bit interleaved. Dalam pengorganisasian level ini hampir sama hal nya
dengan RAID level 2, hanya saja pada RAID Level 3 ini membutuhkan suatu disk
redundan, seberapa pun banyak atau jumlah dari kumpulan disk nya.
RAID Level 4
RAID Level 4 ini adalah suatu pengorganisasian
dengan paritas blok interleaved, yakni memakai striping data di level blok,
dengan mengesave atau menyimpan suatu paritas blok di suatu disk yang berlainan
untuk masing masing blok data di disk lain yang saling bersesuaian.
RAID level 5
RAID Level 5 ini adalah suatu pengorganisasian
dengan paritas blok interleaved yang tersebar. Paritas dan juga data yang di
sebar di seluruh disk termasuk pada suatu disk tambahan nya.
RAID Level 6
Untuk RAID Level 6 ini dinamai juga dengan
redundansi p + q, seperti hal nya pada RAID level 5, namun menyimpan sebuah
informasi redundan tambahan yang nantinya berguna untuk mengantisipasi
terjadinya kegagalan dari sejumlah disk secara bersamaan.
RAID Level 10
RAID 10 biasa juga disebut dengan RAID 1+0 atau
RAID 1 dan 0, mirip dengan RAID 0+1, cuma perbedaanya adalah penggunaan level
RAID nya dibalik. RAID 10 sebenarnya bukan level standar RAID yang diciptakan
untuk driver Linux MD. RAID 10 membutuhkan minimal 4 buah hardisk.
RAID 10 adalah kombinasi antara RAID 0 (data
striping) dan RAID 1 (mirroring). Memiliki performa baca/tulis & redundansi
data tertinggi (memiliki toleransi kerusakan hingga beberapa hardisk). RAID 10
memiliki toleransi kerusakan 1 hardisk per mirror stripe.
RAID 10 biasanya banyak diimplementasikan pada
database, web server & server aplikasi atau server-server yang membutuhkan
performa hardisk tinggi.
RAID Level 50
RAID 50 (atau juga disebut dengan RAID 5+0)
merupakan kombinasi block-level striping dari RAID 0 dengan distribusi parity
dari RAID 5. RAID 50 membutuhkan minimal 6 hardisk.
Jika salah satu
hardisk dari masing-masing RAID 5 ada yang rusak, data akan tetap aman. Akan
tetapi jika hardisk yang rusak tidak segera diganti, dan hardisk dari RAID 5
tersebut ada yang
rusak lagi, maka semua data di RAID 50 akan
rusak. Penggantian hardisk harus dilakukan agar data tetap terjaga
redundansinya.
RAID Level 60
RAID 60 (atau juga disebut dengan RAID 6+0)
merupakan kombinasi block-level striping dari RAID 0 dengan distribusi parity
dari RAID 6. RAID 60 membutuhkan minimal 8 hardisk.
RAID 50 dan RAID 60 tidak banyak perbedaan, yang
membedakan hanya pada toleransi kerusakan hardisk. Jika pada RAID 50 toleransi
kerusakannya 1 hardisk per sub-array, sedang di RAID 60 adalah 2 hardisk per
sub-array.
Sumber :
http://blog.dimensidata.com/pengertian-raid-dan-macam-jenis-level-teknologi-raid/