Siklus Produksi
Siklus produksi berkaitan
erat dengan sub sistem yang lain. Hubungan anatara sistem produksi dan sub
sistem lainnya secara komprehensif di uraikan pada gambar 6.1.
Perancangan produk merupakan
tahap awal dari sistem ptoduksi. Tujuan aktivitas ini adalah untuk merancang
sebuah produk yang memenuhi keinginan konsumen dalam hal kualitas, lama
pengerjaan, dan biaya produksi yang rendah. Dokumen yang dihasilkan dari
aktivitas produksi adalah :
1. Daftar
kebutuhan bahan (bill of material), yang berisi rincian bahan baku
baik spesifikasi, kode, nama, dan kuantitas setiap jenis bahan baku yang akan
digunakan dalam produksi.
2. Daftar
kegiatan (operating list/routing sheet) yang merupakan tenaga kerja
dan persyaratan mesin yang akan digunakan untuk membuat produk. Dokumen ini
juga menguraikan secara rinci tahap-tahap yang diperlukan untuk membuat produk.
Tahap kedua dari sistem produksi
adalah membuat perencanaan dan penjadwalan produksi. Tujuan dilakukannya tahap
ini adalah produksi dilakukan seefisien mungkin untuk memenuhi pesanan yang ada
dan kemungkinan permintaan jangka pendek tanpa menghasilkan jumlah produk yang
berlebih. Untuk membuat rencana produksi, tersedia 2 metode yang umum dipakai,
yaitu:
1. Perencanaan
sumber daya manufukur (manufacturing resource palnning/MRP-II). Metode ini
merupakan metode yang mencari keseimbangan antara kapasitas produksi yang saat
ini dimiliki perusahaan dan kebutuhan bahan baku untuk memenuhi permintaan
pembelian yang diramalkan akan terjadi. Sistem ini sering disebut dengan push
manufacturing system, karena barang produksi atas dasar ekspektasi permintaan
konsumen.
2. Sistem
manufaktur Just-in-time (JIT). Tujuan sistem ini untuk meminimumkan atau
menghilangkan persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi.
Penggunaan JIT sering disebut dengan pull manufacturing system, karena barang
hanya diproduksi merespon permintaan konsumen. Secara teoritis, sistem ini
hanya akan memproduksi barang jika telah ada order dari pelanggan. Namun dalam
praktik, sistem manufaktur JIT lebih condong beroperasi atas dasar rencana
produksi jangka pendek.
Dokumen yang digunakan dalam
aktivitas perencanaan dan penjadwalan produksi adalah:
1. Jadwal
produksi (master production schedule). Dokumen ini menetapkan jumlah unit
produk yang harus dibuat dalan satu putaran produksi, dan waktu pelaksanaan
aktivitas produksi.
2. Order
produksi (production order). Dokumen ini merupakan perintah untuk membuat
sejumlah produk sesuai dengan spesifikasi yang diminta. Dokumen ini juga berisi
daftar kegiatan yang perlu dilakukan, kuantitas yang diproduksi, dan lokasi
pengiriman produk apabila produk tersebut telah selesai dibuat.
3. Bukti
permintaan bahan baku (material requisition). Dokumen ini digunakan untuk
meminta bahan baku ke gudang ketika aktivitas produksi dimulai. Dokumen ini
berisi informasi berupa nomor order, tanggal dikeluarkan, kode bahan baku, dan
kuantitas bahan baku. Dalam sistem akutansi biaya, dokumen ini digunakan
sebagai dasar untuk mencatat konsumsi bahan baku oleh pabrik.
Tahap ketiga dalam sistem
produksi adalah proses pembuatan produk. Aktivitas yang terkait dalam proses
produksi ini bervariasi, tergantung pada tingkat kompleksitas produk yang
dihasilkan oleh teknologi pemrosesan yang digunakan. Informasi penting yang
berhubungan dengan produksi yaitu: konsumsi bahan baku, tenaga kerja, dan biaya
overhead sehingga sistem informasi akutansi dapat mengolah data tersebut,
memprosesnya, dan membuat berbagai macam laporan yang diperlukan.
Sistem Akutansi Biaya
Tahap akhir dalam sistem
produksi adalah sistem akutansi biaya. Tujuan diselenggarakannya sistem
akutansi biaya adalah:
1. Menghasilkan
informasi untuk perencanaan, pengendalian, dan penilaian kinerja dalam
produksi.
2. Menghasilkan
informasi biaya yang akurat agar dapat digunakan sebagai dasar penentuan harga
(pricing) dan keputusan tentang komposisi produk (product mix).
3. Menghasilkan
informasi yang dapat digunakan untuk menghitung nilai persediaan dan harga
pokok penjualan.
Jenis-jenis sistem akutansi
biaya yang umumnya digunakan oleh sebuah perusahaan adalah sistem penentuan
harga pokok pesanan (job order costing) dan sistem penentuan harga pokok proses
(process costing).
Laporan yang dihasilkan oleh
sistem akutansi biaya umumnya berupa:
1. Laporan
kontrol (control report)
Laporan ini memberikan bukti
bahwa transaksi tidak hilang selama proses. Sistem akutansi biaya menggunakan
laporan ini untuk mengikhtisarkan seluruh pesanan, atau kelompok produk yang
ditambahkan atau dikeluarkan dari rekening persediaan produk dalam proses.
Laporan ini juga digunakan untuk meringkas bahan baku dan tenaga kerja yang
ditambahkan ke dalam proses.
2. Laporan
harga pokok produksi (production cost report)
Sistem akutansi biaya
menghasilkan laporan biaya produksi yang berbeda. Ada jenis laporan yang
menyajikan harga pokok total dan perunit produk perpusat produksi, ada juga
laporan yang menghasilkan laporan perjenis produk. Untuk perusahaan yang
menggunakan sistem biaya standar, laporan ini menyajikan informasi anggaran
biaya dan realisasinya.
Catatan akutansi yang
diselenggarakan dalam sistem akutansi biaya adalah :
1. Jika
perusahaan mengolah data biaya secara manual (noncomputerized record) :
a. Perusahaan
jasa dan manufaktur menggunakan sebuah kartu harga pokok produksi (prduction
cost ledger) yang berfungsi sebagai kartu pembantu untuk rekening persediaan
produk dalam proses.
b. Jika
perusahaan menggunakan sistem harga pokok pesanan, catatan ini dibuat satu
halaman untuk setiap pesanan.
c. Jika
perusahaan menggunakan sistem harga pokok proses, catatan ini dibuat dalam satu
halaman untuk setiap pusat biaya. Untuk mencatat informasi dalam catatan ini,
digunakan arsip order produksi.
2. Jika
perusahaan mengolah data biaya dengan menggunakan komputer:
a. File
induk (master file) dan file transaksi (transaction file). File induk ekuivalen
dengan rekening buku besar dan file transaksi ekuivalen dengan jurnal pada
sistem manual.
b. Dalam
sistem database, data biaya akan ditampung dalam sub skema secara independen.
File-file yang diselenggarakan: file pusat biaya (cost center file) dan file
harga pokok pesanan (job cost file)
Prosedur Pengolahan Transaksi
Pengolahan transaksi biaya
dapat dilakukan secara manual atau dengan menggunakan komputer. Uraian rinci
tentang prosedur pengolahan transaksi biaya, baik untuk sistem manual maupun
sistem yang berbasis komputer akan diberikan dalam bentuk narasi dan bagan alir
(flowchart).
Bagian Gudang
1. Sistem
dimulai oleh bagian ini dengan menyerahkan laporan order ulang ke Departemen
Pengawasan Produksi, jika persediaan telah mencapat jumlah pemesanan kembali.
2. Setelah
menerima Bukti Permintaan bahan, bagian gudang menyerahkan bahan baku ke bagian
pabrik, dan meneruskan bukti permintaan bahan ke Bagian Akutansi Biaya.
Departemen Pengawasan
Produksi
1. Atas
dasar laporan order ulang, departemen ini membuat order produksi sebanyak 2
lembar dan mendistribusikannya sebagai berikut:
- Lembar
ke 1 diteruskan ke Bagian Pabrik
- Lembar
ke 2 diserahkan ke Bagian Akutansi Biaya
Bagian Pabrik
1. Atas
dasar perintah produksi yang diterima, bagian ini akan meminta bahan baku
dengan membuat Bukti Permintaan Bahan dan diserahkan ke Bagian Gudang.
2. Setelah
menerima bahan baku dari gudang, bagian ini akan membuat tiket kerja (job
ticket) dan menyerahkannya ke Bagian Akutansi Biaya.
3. Selanjutny,
bagian ini akan mengerjakan proses pembuatan barang. Jika telah selesai maka
Bagian Pabrik akan melengkapi isian pada perintah produksi (order produksi
final) dan menyerahkannya ke Bagian Akutansi Biaya.
Bagian Akutansi Biaya
1. Bagian
ini mula-mula menerima tembusan perintah produksi, lalu menyiapkan catatan
akutansi biaya dan mengarsipkan dokumen tersebut urut nomor.
2. Bagian
ini selanjutnya juga menerima bukti permintaan bahan dan tiket kerjanya,
selanjutnya bagian ini akan mengeluarkan perintah produksi dari arsipnya dan
mencatat konsumsi biaya dalam catatan akutansi biaya.
Pengolahan transaksi biaya
dapat pula dilaksanakan dengan menggunakan komputer sebagai alat bantu.
Bagian Gudang
1. Bagian
ini akan menyerahkan laporan order ulang ke Departemen Pengawasan Produksi jika
persediaan telah mencapai titik pemesanan kembali.
2. Setelah
menerima permintaan bahan baku, bagian gudang menyerahkan bahan baku ke Bagian
Pabrik, dan meneruskan bukti permintaan bahan baku ke Bagian Akutansi Biaya.
Departemen Pengawasan
Produksi
1. Atas
dasar dokumen laporan order ulang, departemen ini membuat perintah produksi
(order produksi) sebanyak 2 lembar dan mendistribusikannya sebagai berikut
- Lembar
ke 1 diteruskan ke Bagian Pabrik
- Lembar
ke 2 diserahkan ke Departemen Pengolahan Data
Departemen Pengolahan Data
1. Menerima
order produksi lembar ke 2 dari Departemen Pengawasan Produksi. Selanjutnya,
bagian ini melakukan perhitungan jumlah kelompok, dan meneruskan dat produksi
ke dalam komputer.
2. Setelah
menerima input data produksi, bagian ini menjalankan program kompoter berupa
validasi transaksi. Keluaran dari proses ini adalah hasil perhitungan jumlah
kelompok dan data produksi yang telah divalidasi.
3. Selanjutnya
bagian ini akan menjalankan program penggabungan data produksi yang baru dengan
data yang telah terkumpul sebelumnya. Keluaran dari proses ini adalah
data produksi yang telah digabungkan dalam file harga poko pesanan.
4. Bagian
ini menerima bukti permintaan bahan baku dan tiket waktu kerja. Atas dasar
kedua dokumen tersebut dilakukan perhitungan jumlah data kelompok dan memasukan
data produksi ke dalam komputer.
5. Setelah
menerima input data pemakaian bahan baku dan tenaga kerja, bagian ini
menjalankan program validasi transaksi. Jika dari hasil proses validasi ini
terdapat kesalahan maka bagian ini akan melakukan perbaikan dan entry ulang
data sampai tidak lagi terdapat kesalahaan, dan kemudian menjalankan program
pengurutan data berdasarkan nomor perintah produksi. Keluaran dari proses ini
adalah data transaksi akutansi biaya yang sudah urut dan laporan kontrol.
6. Tahap
berikutnya bagian ini akan menjalankan program update catatan akutansi biaya.
Hasil dari proses ini adalah laporan kontrol, file harga pokok pesanan yang
telah di-update dan file pusat biaya.
7. Setelah
produk yang sudah lengkap (order produk final) dari Bagian Pabrik. Selanjutnya
bagian ini akan memasukan data prosuk selesai ke dalam komputer dan menjalan
program perhitungan harga pokok perunit dan membuat laporan harga pokok
pesanan. Hasil dari proses ini adalah laporan harga pokok pesanan dan jurnal
voucher yang diarsipkan urut nomor.
Bagian Pabrik
1. Atas
dasar order produksi yang diterima dari Departemen Pengawasan Produksi, bagian
ini akan meminta bahan baku dengan membuat bukti permintaan bahan baku dan
diserahkan ke Bagian Gudang.
2. Setelah
menerima bahan baku dari Bagian Gudang, bagian ini akan membuat tiket waktu
kerja (job ticket) dan menyerahkannya ke Departemen Pengolahan Data.
3. Selanjutnya
bagian ini akan mengerjakan proses pembuatan barang. Jika proses produksi telah
selesai maka Bagian Pabrik akan melengkapi isian pada perintah produksi (order
produksi final) dan menyerahkannya ke Depatemen Pengolahan Data.
A. Siklus Keuangan
Siklus keuangan melaporkan
sumber kapital pada manajer berkenaan dengan hasil operasinya. Sistem laporan
keuangan ini menunjukkan pada kesatuan eksternal dengan meringkas data akutansi
dan menunjukkannya dalam rekening keuangan. Terkadang meliputi sistem akutansi
tanggung jawab yang menunjukkan biaya aktual dan dianggarakan pada manajer
individu. Catatan jurnal dan aplikasi laporan keuangan terkadang merupakan
komponen sistem buku besar umum. Gambar 6.4 meringkas komponen siklus keuangan.
Sumber kapital organisasi
meliputi para pemlik dan kreditor. Organisasi menerima kas dari sumber tersebut
dan menanamkan modal kas dalam aset produktif. Organisasi mengikut sertakan
tiga bentuk transaksi kapital: pinjaman bank, pengeluaran saham kapital.
Catatan akutansi secara
manual untuk kapital equiti adalah: buku besar wesel bayar, buku besar pemilik
surat obligasi (pemegang obligasi), dan buku besar pemilik saham. Jika catatan
berbasis komputer, semuanya disebut master file.
Kontrol yang dilakukan untuk
transaksi equiti adalah kontrol untuk pinjaman bank, kontrol untuk keluarnya
bon (obligasi), dan kontrol untuk keluarnya saham.
Sistem pemilikan atau
kekayaan adalah menentukan catatan yang tepat terhadap semua kekayaan, pabrik
dan perlengkapan yang nilainya turun. Sistem ini juga menentukan catatan
depresiasi tahunan yang terkumpul. Dokumen dan transaksi sistem kekayaan
mencatat tiga jenis tramsaksi yaitu perolehan pemilikan, depresiasi, dan
disposisi pemilikan.
Sedangkan pelaporan sistem
pemilikan meliputi register dan pelaporan kontrol, laporan kegunaan khusus,
daftar pemilikan, dan jadwal depresiasi.
Catatan sistem pemilikan yang
tidak terkomputerisasi yaitu buku besar pemilikan, sedangkan yang
terkomputerisasi merupakan master file pemilikan.
Rangkuman
Siklus produksi mencakup
serangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan pengolahan data yang berkaitan dengan
proses pembuatan produk. Sedangkan dalam siklus keuangan, sistem akutansi
mencatat dua kegiatan ekonomi, yaitu: pertama, bisnis menaikkan modal dari para
pemilik dan produksi yang dipakai untuk memperoleh pendapatan. Baik dari siklus
produksi maupun siklus keuangan dapat dilakukan secara manual maupun
terkomputerisasi.
Kedua siklus ini harus
memiliki aplikasi pengendalian atau prosedur kontrol guna menjamin bahwa sistem
berjalan dengan baik untuk mencapat tujuan.
SUMBER : http://katcuyah.blogspot.com/2012/12/normal-0-false-false-false-en-us-x-none_10.html