Sabtu, 25 Januari 2014

TUGAS 4.3 JELASKAN SIKLUS PRODUKSI

Siklus Produksi

Siklus produksi berkaitan erat dengan sub sistem yang lain. Hubungan anatara sistem produksi dan sub sistem lainnya secara komprehensif di uraikan pada gambar 6.1.


Perancangan produk merupakan tahap awal dari sistem ptoduksi. Tujuan aktivitas ini adalah untuk merancang sebuah produk yang memenuhi keinginan konsumen dalam hal kualitas, lama pengerjaan, dan biaya produksi yang rendah. Dokumen yang dihasilkan dari aktivitas produksi adalah :
1.    Daftar kebutuhan bahan (bill of material), yang berisi rincian bahan baku baik spesifikasi, kode, nama, dan kuantitas setiap jenis bahan baku yang akan digunakan dalam produksi.
2.    Daftar kegiatan (operating list/routing sheet) yang merupakan tenaga kerja dan persyaratan mesin yang akan digunakan untuk membuat produk. Dokumen ini juga menguraikan secara rinci tahap-tahap yang diperlukan untuk membuat produk.

Tahap kedua dari sistem produksi adalah membuat perencanaan dan penjadwalan produksi. Tujuan dilakukannya tahap ini adalah produksi dilakukan seefisien mungkin untuk memenuhi pesanan yang ada dan kemungkinan permintaan jangka pendek tanpa menghasilkan jumlah produk yang berlebih. Untuk membuat rencana produksi, tersedia 2 metode yang umum dipakai, yaitu:
1.    Perencanaan sumber daya manufukur (manufacturing resource palnning/MRP-II). Metode ini merupakan metode yang mencari keseimbangan antara kapasitas produksi yang saat ini dimiliki perusahaan dan kebutuhan bahan baku untuk memenuhi permintaan pembelian yang diramalkan akan terjadi. Sistem ini sering disebut dengan push manufacturing system, karena barang produksi atas dasar ekspektasi permintaan konsumen.
2.    Sistem manufaktur Just-in-time (JIT). Tujuan sistem ini untuk meminimumkan atau menghilangkan persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi. Penggunaan JIT sering disebut dengan pull manufacturing system, karena barang hanya diproduksi merespon permintaan konsumen. Secara teoritis, sistem ini hanya akan memproduksi barang jika telah ada order dari pelanggan. Namun dalam praktik, sistem manufaktur JIT lebih condong beroperasi atas dasar rencana produksi jangka pendek.
Dokumen yang digunakan dalam aktivitas perencanaan dan penjadwalan produksi adalah:
1.    Jadwal produksi (master production schedule). Dokumen ini menetapkan jumlah unit produk yang harus dibuat dalan satu putaran produksi, dan waktu pelaksanaan aktivitas produksi.
2.    Order produksi (production order). Dokumen ini merupakan perintah untuk membuat sejumlah produk sesuai dengan spesifikasi yang diminta. Dokumen ini juga berisi daftar kegiatan yang perlu dilakukan, kuantitas yang diproduksi, dan lokasi pengiriman produk apabila produk tersebut telah selesai dibuat.
3.    Bukti permintaan bahan baku (material requisition). Dokumen ini digunakan untuk meminta bahan baku ke gudang ketika aktivitas produksi dimulai. Dokumen ini berisi informasi berupa nomor order, tanggal dikeluarkan, kode bahan baku, dan kuantitas bahan baku. Dalam sistem akutansi biaya, dokumen ini digunakan sebagai dasar untuk mencatat konsumsi bahan baku oleh pabrik.

Tahap ketiga dalam sistem produksi adalah proses pembuatan produk. Aktivitas yang terkait dalam proses produksi ini bervariasi, tergantung pada tingkat kompleksitas produk yang dihasilkan oleh teknologi pemrosesan yang digunakan. Informasi penting yang berhubungan dengan produksi yaitu: konsumsi bahan baku, tenaga kerja, dan biaya overhead sehingga sistem informasi akutansi dapat mengolah data tersebut, memprosesnya, dan membuat berbagai macam laporan yang diperlukan.
 Sistem Akutansi Biaya
Tahap akhir dalam sistem produksi adalah sistem akutansi biaya. Tujuan diselenggarakannya sistem akutansi biaya adalah:
1.    Menghasilkan informasi untuk perencanaan, pengendalian, dan penilaian kinerja dalam produksi.
2.    Menghasilkan informasi biaya yang akurat agar dapat digunakan sebagai dasar penentuan harga (pricing) dan keputusan tentang komposisi produk (product mix).
3.    Menghasilkan informasi yang dapat digunakan untuk menghitung nilai persediaan dan harga pokok penjualan.
 Jenis-jenis sistem akutansi biaya yang umumnya digunakan oleh sebuah perusahaan adalah sistem penentuan harga pokok pesanan (job order costing) dan sistem penentuan harga pokok proses (process costing).
Laporan yang dihasilkan oleh sistem akutansi biaya umumnya berupa:
1.    Laporan kontrol (control report)
Laporan ini memberikan bukti bahwa transaksi tidak hilang selama proses. Sistem akutansi biaya menggunakan laporan ini untuk mengikhtisarkan seluruh pesanan, atau kelompok produk yang ditambahkan atau dikeluarkan dari rekening persediaan produk dalam proses. Laporan ini juga digunakan untuk meringkas bahan baku dan tenaga kerja yang ditambahkan ke dalam proses.
2.    Laporan harga pokok produksi (production cost report)
Sistem akutansi biaya menghasilkan laporan biaya produksi yang berbeda. Ada jenis laporan yang menyajikan harga pokok total dan perunit produk perpusat produksi, ada juga laporan yang menghasilkan laporan perjenis produk. Untuk perusahaan yang menggunakan sistem biaya standar, laporan ini menyajikan informasi anggaran biaya dan realisasinya.
Catatan akutansi yang diselenggarakan dalam sistem akutansi biaya adalah :
1.    Jika perusahaan mengolah data biaya secara manual (noncomputerized record) :
a.    Perusahaan jasa dan manufaktur menggunakan sebuah kartu harga pokok produksi (prduction cost ledger) yang berfungsi sebagai kartu pembantu untuk rekening persediaan produk dalam proses.
b.    Jika perusahaan menggunakan sistem harga pokok pesanan, catatan ini dibuat satu halaman untuk setiap pesanan.
c.    Jika perusahaan menggunakan sistem harga pokok proses, catatan ini dibuat dalam satu halaman untuk setiap pusat biaya. Untuk mencatat informasi dalam catatan ini, digunakan arsip order produksi.
2.    Jika perusahaan mengolah data biaya dengan menggunakan komputer:
a.       File induk (master file) dan file transaksi (transaction file). File induk ekuivalen dengan rekening buku besar dan file transaksi ekuivalen dengan jurnal pada sistem manual.
b.      Dalam sistem database, data biaya akan ditampung dalam sub skema secara independen. File-file yang diselenggarakan: file pusat biaya (cost center file) dan file harga pokok pesanan (job cost file)
 Prosedur Pengolahan Transaksi
Pengolahan transaksi biaya dapat dilakukan secara manual atau dengan menggunakan komputer. Uraian rinci tentang prosedur pengolahan transaksi biaya, baik untuk sistem manual maupun sistem yang berbasis komputer akan diberikan dalam bentuk narasi dan bagan alir (flowchart).
 Bagian Gudang

1.    Sistem dimulai oleh bagian ini dengan menyerahkan laporan order ulang ke Departemen Pengawasan Produksi, jika persediaan telah mencapat jumlah pemesanan kembali.
2.    Setelah menerima Bukti Permintaan bahan, bagian gudang menyerahkan bahan baku ke bagian pabrik, dan meneruskan bukti permintaan bahan ke Bagian Akutansi Biaya.
Departemen Pengawasan Produksi
1.    Atas dasar laporan order ulang, departemen ini membuat order produksi sebanyak 2 lembar dan mendistribusikannya sebagai berikut:
-       Lembar ke 1 diteruskan ke Bagian Pabrik
-       Lembar ke 2 diserahkan ke Bagian Akutansi Biaya

Bagian Pabrik

1.    Atas dasar perintah produksi yang diterima, bagian ini akan meminta bahan baku dengan membuat Bukti Permintaan Bahan dan diserahkan ke Bagian Gudang.
2.    Setelah menerima bahan baku dari gudang, bagian ini akan membuat tiket kerja (job ticket) dan menyerahkannya ke Bagian Akutansi Biaya.
3.    Selanjutny, bagian ini akan mengerjakan proses pembuatan barang. Jika telah selesai maka Bagian Pabrik akan melengkapi isian pada perintah produksi (order produksi final) dan menyerahkannya ke Bagian Akutansi Biaya.

Bagian Akutansi Biaya

 1.    Bagian ini mula-mula menerima tembusan perintah produksi, lalu menyiapkan catatan akutansi biaya dan mengarsipkan dokumen tersebut urut nomor.
2.    Bagian ini selanjutnya juga menerima bukti permintaan bahan dan tiket kerjanya, selanjutnya bagian ini akan mengeluarkan perintah produksi dari arsipnya dan mencatat konsumsi biaya dalam catatan akutansi biaya.

Pengolahan transaksi biaya dapat pula dilaksanakan dengan menggunakan komputer sebagai alat bantu.
Bagian Gudang
1.    Bagian ini akan menyerahkan laporan order ulang ke Departemen Pengawasan Produksi jika persediaan telah mencapai titik pemesanan kembali.
2.    Setelah menerima permintaan bahan baku, bagian gudang menyerahkan bahan baku ke Bagian Pabrik, dan meneruskan bukti permintaan bahan baku ke Bagian Akutansi Biaya.
Departemen Pengawasan Produksi
1.    Atas dasar dokumen laporan order ulang, departemen ini membuat perintah produksi (order produksi) sebanyak 2 lembar dan mendistribusikannya sebagai berikut
-       Lembar ke 1 diteruskan ke Bagian Pabrik
-       Lembar ke 2 diserahkan ke Departemen Pengolahan Data



Departemen Pengolahan Data
1.    Menerima order produksi lembar ke 2 dari Departemen Pengawasan Produksi. Selanjutnya, bagian ini melakukan perhitungan jumlah kelompok, dan meneruskan dat produksi ke dalam komputer.
2.    Setelah menerima input data produksi, bagian ini menjalankan program kompoter berupa validasi transaksi. Keluaran dari proses ini adalah hasil perhitungan jumlah kelompok dan data produksi yang telah divalidasi.
3.    Selanjutnya bagian ini akan menjalankan program penggabungan data produksi yang baru dengan data yang telah terkumpul sebelumnya. Keluaran dari proses ini adalah data  produksi yang telah digabungkan dalam file harga poko pesanan.
4.    Bagian ini menerima bukti permintaan bahan baku dan tiket waktu kerja. Atas dasar kedua dokumen tersebut dilakukan perhitungan jumlah data kelompok dan memasukan data produksi ke dalam komputer.
5.    Setelah menerima input data pemakaian bahan baku dan tenaga kerja, bagian ini menjalankan program validasi transaksi. Jika dari hasil proses validasi ini terdapat kesalahan maka bagian ini akan melakukan perbaikan dan entry ulang data sampai tidak lagi terdapat kesalahaan, dan kemudian menjalankan program pengurutan data berdasarkan nomor perintah produksi. Keluaran dari proses ini adalah data transaksi akutansi biaya yang sudah urut dan laporan kontrol.
6.    Tahap berikutnya bagian ini akan menjalankan program update catatan akutansi biaya. Hasil dari proses ini adalah laporan kontrol, file harga pokok pesanan yang telah di-update dan file pusat biaya.
7.    Setelah produk yang sudah lengkap (order produk final) dari Bagian Pabrik. Selanjutnya bagian ini akan memasukan data prosuk selesai ke dalam komputer dan menjalan program perhitungan harga pokok perunit dan membuat laporan harga pokok pesanan. Hasil dari proses ini adalah laporan harga pokok pesanan dan jurnal voucher yang diarsipkan urut nomor.
Bagian Pabrik
1.    Atas dasar order produksi yang diterima dari Departemen Pengawasan Produksi, bagian ini akan meminta bahan baku dengan membuat bukti permintaan bahan baku dan diserahkan ke Bagian Gudang.
2.    Setelah menerima bahan baku dari Bagian Gudang, bagian ini akan membuat tiket waktu kerja (job ticket) dan menyerahkannya ke Departemen Pengolahan Data.
3.    Selanjutnya bagian ini akan mengerjakan proses pembuatan barang. Jika proses produksi telah selesai maka Bagian Pabrik akan melengkapi isian pada perintah produksi (order produksi final) dan menyerahkannya ke Depatemen Pengolahan Data.

A.  Siklus Keuangan
Siklus keuangan melaporkan sumber kapital pada manajer berkenaan dengan hasil operasinya. Sistem laporan keuangan ini menunjukkan pada kesatuan eksternal dengan meringkas data akutansi dan menunjukkannya dalam rekening keuangan. Terkadang meliputi sistem akutansi tanggung jawab yang menunjukkan biaya aktual dan dianggarakan pada manajer individu. Catatan jurnal dan aplikasi laporan keuangan terkadang merupakan komponen sistem buku besar umum. Gambar 6.4 meringkas komponen siklus keuangan.


Sumber kapital organisasi meliputi para pemlik dan kreditor. Organisasi menerima kas dari sumber tersebut dan menanamkan modal kas dalam aset produktif. Organisasi mengikut sertakan tiga bentuk transaksi kapital: pinjaman bank, pengeluaran saham kapital.
Catatan akutansi secara manual untuk kapital equiti adalah: buku besar wesel bayar, buku besar pemilik surat obligasi (pemegang obligasi), dan buku besar pemilik saham. Jika catatan berbasis komputer, semuanya disebut master file.
Kontrol yang dilakukan untuk transaksi equiti adalah kontrol untuk pinjaman bank, kontrol untuk keluarnya bon (obligasi), dan kontrol untuk keluarnya saham.
Sistem pemilikan atau kekayaan adalah menentukan catatan yang tepat terhadap semua kekayaan, pabrik dan perlengkapan yang nilainya turun. Sistem ini juga menentukan catatan depresiasi tahunan yang terkumpul. Dokumen dan transaksi sistem kekayaan mencatat tiga jenis tramsaksi yaitu perolehan pemilikan, depresiasi, dan disposisi pemilikan.
Sedangkan pelaporan sistem pemilikan meliputi register dan pelaporan kontrol, laporan kegunaan khusus, daftar pemilikan, dan jadwal depresiasi.
Catatan sistem pemilikan yang tidak terkomputerisasi yaitu buku besar pemilikan, sedangkan yang terkomputerisasi merupakan master file pemilikan.


Rangkuman
Siklus produksi mencakup serangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan pengolahan data yang berkaitan dengan proses pembuatan produk. Sedangkan dalam siklus keuangan, sistem akutansi mencatat dua kegiatan ekonomi, yaitu: pertama, bisnis menaikkan modal dari para pemilik dan produksi yang dipakai untuk memperoleh pendapatan. Baik dari siklus produksi maupun siklus keuangan dapat dilakukan secara manual maupun terkomputerisasi.
Kedua siklus ini harus memiliki aplikasi pengendalian atau prosedur kontrol guna menjamin bahwa sistem berjalan dengan baik untuk mencapat tujuan.

SUMBER : http://katcuyah.blogspot.com/2012/12/normal-0-false-false-false-en-us-x-none_10.html






Tidak ada komentar:

Posting Komentar